Kisah yang Diulang-Ulang — Haturkan salam pada Sang Widi karena dengan kasih sayangnya, cinta mampu direngkuh sekaligus ditabahkan. Untuk doa-doa yang luput diamini pewarisnya, semoga kebermanfaatan senantiasa dianugerahkan kepada makhluk suci dengan ruh penuh cahaya.
Sayang … Kerapkali kita bertentangan, baik dalam urusan kehidupan dan perkara sepele. Tapi, kita selalu kembali pada semula. Memberikan bakti dan tunduk pada garis takdir yang sama. Menyerahkan segala urusan kepada Tuhan semesta alam karena kita percaya, kebaikan dan kebenaran hanya datang dari-Nya. Sedangkan hal-hal yang dijadikan peluang, semoga sanggup dituntaskan masing-masing kita.
Kelak, ketika lengkap harapan. Semoga tak dilupakan, cerita yang diulang-ulang. Oleh moyang dan pendahulu. Pada pendulum waktu, kita sematkan ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk sekadar memperingati tiada ketabahan milik manusia. Sebab segala yang terkandung badan adalah anugerah, diberi dan perlu diselamatkan sesuai ajarannya.
Pada lambang sukmamu, jiwa merebak. Di langit sore ia menjelma rindu yang tak pulang-pulang dan senantiasa dibicarakan. Bertengger di garis khatulistiwa, cintamu serupa bait-bait penuh makna, diamini segenap makhluk penjuru dunia. Zuhud dengan sendirinya.
Cintamu perlambang utuh
raga sukmaku menyatu
pada segenap jiwamu, seluruh
cinta dinobatkan dan aku
menggapaimu tanpa angkuh.
Di silam yang sudah-sudah, sebutkan satu kisah pada mereka yang alpa. Sebagai pengingat sekaligus penyampaian sejarah, bahwa cinta adalah peradaban dan rasa yang menggetarkan jiwamu ialah bentuk keabadian.
Yogyakarta, 15 Desember 2020
About Post Author
Achmad Fauzy Hawi
Artikel Terkait
- 12 bulan lalu
- 12 bulan lalu
- 12 bulan lalu
- 1 tahun lalu